Senin, 05 Desember 2016



ABSTRAK

FAHMI (NIP. 198504212010011011), “Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Peluang Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seponti Kabupaten Kayong Utara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika pada pokok bahasan Peluang dengan Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. Penelitian ini dilaksanakan di SMA negeri 1 Seponti pada Tahun pelajaran 2015/2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dalan tes. Instrumen tes berupa tes tulis yang digunakan untuk mengukur hasil dan ketuntasan belajar. Hasil penelitian ini menunjukkan suatu peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I, dan siklus II. Data tentang hasil belajar siswa pada pokok bahasan Peluang pada siklus I sebesar 67,6 pada siklus II menjadi 76,7. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Peluang.
Kata kunci : Tipe NHT, Hasil belajar, Peluang.

Fahmi (NIP. 198504212010011011), “Application of Cooperative Learning to Type Numbered Heads Together (NHT) to Improve Student Results Highlights Opportunities In Class XI IPA at SMAN 1 Seponti district of North Kayong.
The purpose of this study was to determine the leaning outcome mathematics on the subject of opportunities to the application of Cooperative Learning NHT. This research was conducted is classroom action research (PTK). The instrument used inthis study in tests. The instruments in the form of a written test used to measure the results and mastery learning. The results of this study show an improvement in student learning outcomes in the first cycle and the second cycle. Data on student learning outcomes on the subject of opportunities in the first cycle of 67.6 to 76.7 in the second cycle. Thus it can be concluded that the implementation of cooperative leraning NHT mode can improve student learning outcomes on the subject of opportunities.
Keywords: NHT mode, learning outcomes, Opportunity.
















PENDAHULUAN

Sebagian orang menganggap bahwa matematika itu sangat sulit bahkan di kalangan siswa juga menyatakan matematika sangat sulit, di saat siswa belajar matematika pada umumnya merasa sangat kesulitan, untuk mengubah tentang pandangan seperti itu tidaklah mudah, di butuhkan suatu cara (teori) untuk mengubahnya. Sedangkan belajar matematika itu harus, Untuk meningkatkan antusias belajar siswa sangatlah tidak mudah, apalagi meningkatkan antusias belajar matematika. Maka diperlukan perlakuan khusus bagi para peserta didik salah satunya adalah motivasi siswa untuk belajar matematika. Untuk meningkatkan motivasi itu di perlukan cara atau suatu metode belajar yang sesuai dengan keinginan para siswa agar siswa bisa lebih termotivasi dalam belajar matematika.
Model pembelajaran kooperatif Tipe NHT dipandang sangat cocok, karena siswa ikut aktif berpartisipasi sedemikian hingga melibatkan intelektual dan emosional dalam proses pembelajaran dalam hal ini keaktifan, berarti keaktifan mental dan keaktifan fisik. Keaktifan mental ini diwujudkan interaksi antara siswa dan guru, siswa dengan siswa maupun siswa belajar secara individu.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Peluang  dengan pembelajaran Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seponti.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa: 1) Siswa dapat meningkatkan kemampuan melaui kolaborasi kelompok, 2) Siswa dapat mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah melalui kelompok, 3) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar dalam proses kegiatan belajar di kelas. Bagi Guru dapat menambah wawasan mengenai alternative model pembelajaran khususnya model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together. Bagi Sekolah dapat sebagai masukan/informasi tentang alternative model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together yang dapat digunakan oleh guru lain.

KAJIAN TEORI

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pengajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja dalam kelompok-kelompok untuk menetapkan tujuan bersama (Felder, 1994: 2).Sependapat dengan pernyataan tersebut Setyaningsih (2001: 8) mengemukakan bahwa metode pembelajaran kooperatif memusatkan aktivitas di kelas pada siswa dengan cara mengelompokkan siswa untuk bekerja sama dalam  proses pembelajaran. Dari dua pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan  siswa untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah. Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah heterogen. Dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya sebagai objek belajar tetapi menjadi subjek belajar karena mereka dapat berkreasi secara maksimal dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena pembelajaran kooperatif merupakan metode alternatif dalam mendekati permasalahan, mampu mengerjakan tugas, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial, serta  perolehan kepercayaan diri. Dalam proses pembelajaran guru harus memperhatikan kompetensi dasar materi yang akan diberikan yaitu: 1) Mengusahakan keikutsertaan siswa dalam memahami konsep “Peluang” dalam memecahkan masalah. 2) Meningkatkan keikutsertaan siswa dalam melakukan manipulasi aljabar dalam perhitungan teknis yang berkaitan dengan “Peluang”.

NHT merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yaitu suatu model belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok selanjutnya secara acak guru memanggil nomor dari siswa yang telah diberikan.
Menurut Nurhadi ada 4 langkah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) yang dapat digunakan guru yaitu: Langkah I: Penomoran (Numbering); guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-6 orang dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam tim memiliki nomor yang berbeda. Langkah II:  Pengajuan Pertanyaan (Questioning); guru mengajukan pertanyaan secara klasikal. Langkah III: Berpikir Bersama (HeadsTogether); para siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan tiap orang mengetahui jawabannya. Langkah IV: Pemberian Jawaban (Answering); guru menyebutkan satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk satu kelas.

Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut: 1) Model pembelajaran NHT menuntut siswa untuk memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, sehingga siswa terlatih untuk selalu bertanggung jawab untuk setiap gagasannya. 2) Siswa dapat langsung belajar dan berdiskusi dari kawan-kawannya dalam satu kelompok, karena ada sebagian siswa yang sulit menerima penjelasan dari guru. 3)Setiap siswa mempunyai kesempatan untuk mengungkapkan idenya karena dalam setiap kelompok terdiri dari nomor yang bervariasi. Tiap nomor dalam satu kelompok harus bisa menanggapi gagasan dari kelompok-kelompok lain. 4. Tingginya interaksi antar kelompok, sehingga semua siswa akan aktif terlibat dalam diskusi.
Adapun kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut : 1) kemungkinan nomor yang sudah dipanggil akan dipanggil lagi oleh guru. 2) Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Seponti Kabupaten Kayong Utara kelas XI IPA 1 Tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa terdiri dari 21 siswa terdiri 17 orang perempuan dan 4 orang laki-laki serta dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Agustus s.d. Oktober 2015 semester ganjil tahun pelaharan 2015/2016.

Prosedur penelitian penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Perencanaan dilakukan dengan merancang skenario pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe NHT meliputi perangkat pembelajaran (RPP dan LKS), membentuk kelompok pembelajaran yang didasarkan pada prinsip pembelajaran kooperatif tipe NHT, membuat instrumen penelitian yang meliputi alat evaluasi berupa tes disertai jawaban dan panduan penskoran, membuat lembar observasi dan evaluasi serta refleksi yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Dari hasil tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target yang ditetapkan pada indikator kerja, jika belum memenuhi target maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya. Kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan dipernaiki pada siklus berikutnya.
Pelaksanaan tindakan kegiatan dilaksanakan pada tahap yang telah disusaikan dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pembelajaran.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Silabus. 2) Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP). 3) Lembar Kerja Siswa (LKS). 4) Soal Tes. 5) Lembar Observasi. 6) Dokumentasi

Analisis data Hasil Belajar dilihat dari ketuntasan belajar pada penelitian serta didasarkan pada kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) matemtika di SMAN 1 Seponti yaitu seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai minimal 70, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajar apabila kelas tersebut terdapat paling sedikitnya 80% siswa tuntas belajar dari seluruh siswa.

HASIL PENELITIAN

Sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam penelitian, maka data akan   dipaparkan pada 2 (dua) siklus, yaitu siklus I, dan siklus II.Setiap siklus terdiri atas 1 pertemuan.setiap pertemuan melalui tahapan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. Sedangkan untuk siklus selanjutnya yaitu siklus II dipaparkan menurut urutan:perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi serta temuan dari siklus 1.










Selamat datang

Selamat Datang dan salam Kenal di blog baru saya,semoga bisa bermanfaat, Amiiin